CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 14 Agustus 2012

Teknologi E-Pen Pada Buku Nabiku Idolaku

 Diunduh dari http://nabikuidolaku.com/smart-e-pen

GOLDEN AGE; BERKEMBANG PESAT SAAT USIA BALITA

Anak adalah harta  yang paling berharga. Setiap anak dilahirkan unik dengan potensi dan karakternya masing-masing. Karakter yang unik ini tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Kita mungkin sering bertanya-tanya, bagaimana cara mendidik anak kita dengan pendidikan yang baik? Apakah mereka akan bekerjasama dengan kita? Bagaimana  masa depan mereka ?

Kebutuhan setiap anak tidak sama dan setiap keluarga juga memiliki gaya pengasuhan yang berbeda. Itu sebabnya, respon orang tua untuk setiap anak juga berbeda. Ada kemungkinan bahwa perbedaan dalam gaya pengasuhan  kita dipengaruhi gaya pengasuhan orang tua kita dahulu.

Mengasuh anak saat ini sangat sulit dan berat sekali, dengan pengaruh buruk begitu banyak betebaran di sekitar kita. Anak-anak kita sekarang adalah anak-anak digital yang mau tak mau kita sebagai orang tua pun tidak bisa mendidik mereka seperti jaman kita kecil dulu. Pegangan kita sebagai orang tua adalah dasar pendidikan anak utama dimulai dari keluarga sendiri. Ini adalah keniscayaan tak mengenal jaman.

Dalam sebuah kutipan yang saya bacaa dalam salah satu artikel parenting, mengatakan pikiran anak-anak kita itu bagaikan air di dalam gelas, begitu suci dan bersih. Sebuah pendidikan yang buruk atau pengaruh buruk seperti sesendok air teh. Lihat apa yang terjadi pada warna air di dalam gelas jika diisi dengan air dan, katakanlah, 4 sendok makan air teh? Meskipun sedikit keruh, tapi segelas air bersih akan memurnikan 4 sendok air teh tersebut (sudah saya buktikan).

Empat sendok makan air teh adalah pendidikan buruk dalam sehari, dan segelas air yang dimurnikan adalah pendidikan yang baik dalam setahun. Oleh karena itu, kita bisa mengembalikan kembali  pikiran/tingkah laku anak kita kepada pikiran/tingkah laku yang baik, jika kita bisa memberikan pendidikan yang baik sehari-hari untuk menghilangkan/mengantisipasi pengaruh buruk yang terlanjur menempel pada pikiran dan tingkah laku anak.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh kita sebagai orang tua. Mengajaknya bercerita, membacakan buku atau dongeng sebelum tidur. Bagi anak yang sudah besar, biasanya lebih simple. Mendengarkan curhatannya saja sudah menyenangkan hati anak lho ;-)

Berikut ini ada  buku-buku yang bisa mejadi rujukan bagi para orang tua dalam memberikan pendidikan dasar lewat media buku.

HALLO BALITA

IDR 1.800.000

SPESIFIKASI:

HALO BALITA terdiri dari 25 jilid buku untuk balita + 1 jilid buku panduan untuk orang tua. Ukuran buku 18 x 16 cm, hard cover dan kertas isi duplex (board book). Kertasnya tidak mudah robek serta permukaannya difurnish sehingga jika ketumpahan makanan atau minuman bisa langsung dilap tanpa merusak buku.

 Bukan itu saja, dalam paket ini juga diberikan bonus 3 buah boneka tangan, yaitu tokoh dalam buku ini (Sali, Shaliha & Mio). Boneka ini bukan sekedar pemanis, lebih dari itu, boneka bisa digunakan untuk menguatkan kesan anak pada cerita yang sedang dibacakan.

 Belum cukup sampai di sini, dus kemasan sudah di desain untuk dapat digunakan sebagai panggung boneka (lihat gambar di atas). Jadi di rumah punya panggung boneka sendiri plus 25 cerita yang juga didesain untuk memaksimalkan potensi kecerdasan dan perkembangan otak anak.


[HALO BALITA] MASA BALITA MASA KEEMASAN

Masa balita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk mempelajari berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan berpengaruh pada masa-masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar.

Agar masa keemasan ini termanfaatkan secara optimal, maka orangtua diharapkan dapat melakukan proses pengasuhan dan pendidikan dengan cara yang optimal pula. Selain kemampuan dan pengetahuan, orangtua juga memerlukan media pendukung untuk membantu proses tersebut. Buku seri Halo Balita ini diharapkan dapat menjadi media pendukung untuk mengoptimalkan proses pendidikan dan pengasuhan pada balita. Cerita-cerita pada buku ini dirancang khusus untuk mendorong anak dalam membentuk sikap mandiri serta mengenal nilai moral dan spiritual. Elemen-elemen pada buku ini juga dirancang untuk membantu mengembangkan berbagai potensi balita Anda.
--Dr. Juke R. Siregar, M.Pd.--

HALO BALITA [SELF HELP ]

Jilid-jilid yang dikelompokkan ke dalam kelompok Self Help, ini, berisi cerita-cerita yang membantu anak untuk mempelajari keterampilan dasar, membentuk kebiasaan-kebiasaan, serta mendorong sikap mandi

JILID 1 AKU BISA MAKAN SENDIRI
• Anak bisa makan sendiri.
• Anak tahu tata cara makan.
• Anak mengenal alat-alat makan dan cara pengunaannya.
• Anak menghargai makanan.
• Anak tidak membenci suatu jenis makanan.

JILID 2 AKU BISA MANDI SENDIRI
• Anak menganggap mandi sebagai kegiatan yang menyenangkan.
• Anak bisa mandi sendiri.
• Anak tahu tata cara mandi.
• Anak mengenal alat-alat mandi dan cara pengunaannya.
• Anak mau menggosok gigi.

JILID 3 AKU BISA PAKAI BAJU SENDIRI
• Anak mau memakai pakaian sendiri.
• Anak mengenal tata cara mengenakan pakaian.

JILID 4 AKU BISA TIDUR SENDIRI
• Anak menganggap tidur sebagai kegiatan yang menyenangkan.
• Anak mau tidur sendiri.
• Anak tidak takut tidur di kamar yang gelap.
• Anak mau bangun pagi.
• Anak mau merapikan tempat tidur.

JILID 5 AKU BISA MERAPIKAN MAINAN SENDIRI
• Anak menghargai mainan yang mereka miliki.
• Anak dapat merapikan mainan mereka.

JILID 6 AKU SUKA BUKU
• Anak menyenangi buku.
Anak bisa menjaga buku agar tidak rusak.

JILID 7 AKU SELALU HATI-HATI
• Anak mengenal benda-benda yang membahayakan mereka.
Anak bisa melindungi diri dari benda yang membahayakan mereka, tanpa ditakut-takuti.

JILID 8 AKU BERANI KE DOKTER
• Anak tidak takut pergi ke dokter.
• Anak berani minum obat.

JILID 9 AKU SENANG KELILING KOTA
• Anak dapat mengenal berbagai alat atau rambu-rambu yang ditemukan di luar rumah. Anak dapat menyikapi dengan tepat ketika menemui alat atau rambu-rambu lalu lintas tersebut.


HALO BALITA [VALUE]

Jilid-jilid pada kelompok value ini, berisi cerita-cerita yang mendorong anak untuk menginternalisasi nilai moral, seperti menghormati orangtua, menyayangi sesama, sikap sabar, sopan santun, dan lain-lain.

JILID 10 AKU MENABUNG
• Anak mulai membiasakan diri menabung.
• Anak tahu manfaat menabung.

JILID 11 AKU MENABUNG
• Anak tidak berkata bohong.
• Anak belajar bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan.

JILID 12 AKU MENABUNG
• Anak berani melakukan hal yang baik.
• Anak malu melakukan sesuatu yang tidak baik.

JILID 13 AKU MENABUNG
• Anak menyadari pentingnya kebersihan.
• Anak mengetahui akibat buruk tidak menjaga kebersihan.
• Anak tahu cara membuang sampah.

JILID 14 AKU MENABUNG
• Anak tidak marah menghadapi kenyataan yang mengecewakannya.

JILID 15 AKU MENABUNG
• Anak menghormati orang-orang yang secara sosial sering dianggap rendah.

JILID 16 AKU MENABUNG
• Anak mengenal benda-benda yang membahayakan mereka.
• Anak bisa melindungi diri dari benda yang membahayakan mereka tanpa ditakut-takuti.

JILID 17 AKU MENABUNG
• Anak menyayangi adik, kakak, ibu, bapak, kakek, nenek, dan anggota keluarga lainnya.
• Anak mengenal silsilah keluarga mereka.

JILID 18 AKU MENABUNG
• Anak senang berbagi.
• Anak memahami apa manfaatnya berbagi.
• Anak mengetahui akibat tidak berbagi.

JILID 19 AKU MENABUNG
• Anak berterima kasih ketika mendapatkan sesuatu.
• Anak menggunakan segala sesuatu dengan tepat.

JILID 20 AKU MENABUNG
• Anak dapat menyayangi binatang
• Anak dapat menyayangi tumbuhan
• Anak mengetahui manfaat nyata dari menyayangi binatang dan tumbuhan.
• Anak mengetahui akibat nyata tidak menyayangi binatang dan tumbuhan.


HALO BALITA [SPIRITUAL]

Jilid-jilid yang dikelompokan ke dalam kelompok Spiritual ini, berisi cerita-cerita yang membantu anak mengenal nilai-nilai dasar agama serta praktik-praktik ibadah.

JILID 21 AKU SAYANG ALLAH
• Anak merasa bahwa Allah adalah pencipta dirinya serta alam semesta.
• Anak menyadari bahwa Allah ada dalam kehidupan sehari-hari.

JILID 22 AKU SAYANG RASULULLAH
• Anak merasa bahwa sosok Rasul adalah panutannya.
• Anak menerapkan sikap Rasul dalam kehidupan sehari-hari.

JILID 22 AKU SAYANG RASULULLAH
• Anak senang melakukan shalat dan wudhu.
• •Anak tahu praktik dasar shalat dan wudhu.

JILID 22 AKU SAYANG RASULULLAH
• Anak mau belajar puasa.
• Anak senang melakukan puasa.
• Anak memahami arti sederhana dari puasa.

JILID 22 AKU SAYANG RASULULLAH
• Anak merasa senang memakai jilbab
• Anak mengetahui manfaat nyata memakai jilbab

Senin, 13 Agustus 2012

Belajar dan Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik

Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu :

“modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.



1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat.
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :
1. Bicara agak cepat
2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6. Pembaca cepat dan tekun
7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9. Lebih suka musik dari pada seni
10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja.

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2. Penampilan rapi
3. Mudah terganggu oleh keributan
4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7. Biasanya ia pembicara yang fasih
8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11. Berbicara dalam irama yang terpola
12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat.

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.


Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1. Berbicara perlahan
2. Penampilan rapi
3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9. Menyukai permainan yang menyibukkan
10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar anak Anda?

Wallahu’alam
dikutip dari http://nuritaputranti.wordpress.com